Rabu (16/10), BITRA Indonesia bersama Kelompok Tani Horas Jaya dan Kelompok Tani Perempuan Nauli Kec. Panombeian Panei Kabupaten Simalungun melakukan diskusi pangan dan promosi produk organik pada Peringatan Hari Pangan Sedunia 2024 di Nagori Panombeian, Kec. Panombeian Panei, Kab. Simalungun .
Peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini dilakukan di Kantor Camat Panombeian Panei, Kab. Simalungun yang dihadiri oleh lebih kurang 40 orang perwakilan kelompok tani, masayarakat dan Pemerintah Kecamatan. Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Simalungun, Robert Pangaribuan, Sekretaris Camat Panombeian Panei, Vauzi H. Sidabalok dan Direktur BITRA Indonesia, Dra. Rusdianah.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Simalungun, Robert Pangaribuan mengatakan saat ini lahan pertanian pangan di Kabupaten Simalungun turun drastis, pada tahun 1995 luas lahan pertanian 53.000 Hektar dan tahun 2024 ini luas lahan pertanian 23.000 Hektar. Maka dapat diprediksi kedepan, akan terjadi di tengah-tengah masyarakat kondisi kesusahan mendapatkan beras dan akan terjadi ketegangan sosial. Masalah ini harus di atasi bersama. Petani juga dituntut kreatif memanfaatkan lahan yang terbatas, pemanfaatan teknologi dan pola bertani secara organik bisa menjadi salah satu jawaban.
Dra. Rusdianah, Direktur BITRA Indonesia mengatakan kita berterimakasih kepada petani karena petanilah yang memberikan makan kita. Di Kabupaten Simalungun ini BITRA telah mendampingi 2 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Horas Jaya dan Kelompok Tani Perempuan Nauli. Kegiatan kelompok tani ini melakukan bertani secara organik dalam bertanam padi, sayur-sayuran dan tanaman pekarangan, ujar Rusdianah.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Horas Jaya, Riama Simanjuntak mengatakan dengan bertani secara organik pengeluaran petani untuk bertani drastis menurun, tanaman padi tidak banyak terserang hama dan hasil yang tak kalah banyak dari bertani secara konvensional.
“Di Nagori Panombeian ini kami bertani secara organik masih mengalami kendala yaitu terbatasnya kotoran ternak, karena disini sangat sedikit masyarakat yang berternak”, terang Riama.
Kegiatan Peringatan Hari Pangan ini ditutup dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.
Tinggalkan Komentar