Serdang Bedagai, sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa desa, telah mengalami kerentanan yang signifikan akibat perubahan iklim. Para petani di desa-desa ini menghadapi penurunan hasil produksi yang drastis, dengan bulir padi yang tidak berisi serta kondisi kemarau yang berkepanjangan. Dampak perubahan iklim ini tidak hanya mengganggu produktivitas pertanian, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian dalam kesejahteraan masyarakat desa.
Faktor-faktor seperti peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan, dan degradasi lahan yang terjadi secara drastis telah mempengaruhi kesuburan tanaman. Sementara itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan malah memperparah situasi, membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit dan hama. Meski demikian, isu perubahan iklim belum sepenuhnya menjadi perhatian utama dalam proses bertani di kalangan masyarakat desa, yang lebih fokus pada masalah hama dan penyakit.
Melihat urgensi untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak mendalam perubahan iklim serta pentingnya memahami risiko-risiko bencana yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, pelatihan PACDR ini dirancang untuk membantu warga desa menilai risiko dan dampak perubahan iklim secara partisipatif, serta merumuskan strategi adaptasi yang relevan.
Pada tanggal 20-21 Agustus 2024, Desa Dame di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai menjadi lokasi pelaksanaan tahap pertama dari Training Penilaian Kebencanaan dan Risiko Iklim (PACDR). Kegiatan ini diselenggarakan oleh BITRA Indonesia, sebagai bagian dari upaya mereka dalam menangani dampak perubahan iklim di wilayah tersebut.
Pelatihan PACDR bertujuan memperkenalkan modul Penilaian Kerentanan Perubahan Iklim kepada masyarakat desa dengan menggunakan alat PACDR. Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memahami keterkaitan global dari isu perubahan iklim serta dampaknya di tingkat lokal. Materi yang disampaikan meliputi berbagai aspek yang terkait dengan penilaian risiko iklim, termasuk: Persentase Tujuan dan Metode PACDR: Materi ini dibawakan oleh Iswan Kaputra yang memperkenalkan tujuan dari PACDR dan metodologi yang digunakan untuk menilai risiko dan dampak perubahan iklim. Ulasan Profil Komunitas dan Ancaman Bahaya Iklim: Iswan Kaputra juga membawakan materi ini, yang berfokus pada analisis mendalam tentang profil komunitas desa dan identifikasi ancaman iklim yang signifikan di wilayah tersebut. Pengantar Perubahan Iklim: Masih oleh Iswan Kaputra, sesi ini memberikan pemahaman dasar tentang perubahan iklim, penyebab, dan dampaknya secara global dan lokal.
Selanjutnya Puzzel Rantai Dampak: Materi ini dibawakan oleh Sudarmanto, di mana peserta diajak untuk menyusun dan memahami rantai dampak dari perubahan iklim, dari level global hingga ke tingkat komunitas lokal. Analisis Perubahan dan Bahaya: Berliana Siregar memfasilitasi sesi ini, di mana melalui diskusi kelompok, peserta menganalisis perubahan yang terjadi di lingkungan mereka dan bahaya apa saja yang muncul akibat perubahan iklim. Diskusi Kelompok: Diskusi ini dipandu oleh Quadi Azam, yang memisahkan kelompok laki-laki dan perempuan untuk mendalami perspektif dan pengalaman masing-masing terkait dampak perubahan iklim. Kalender Musim: Berliana Siregar membawakan materi ini, di mana peserta membuat kalender musim untuk memahami perubahan pola cuaca dan bagaimana hal ini mempengaruhi kegiatan pertanian dan kehidupan sehari-hari.
Selain pembelajaran di dalam kelas, peserta juga diajak untuk mengenal lebih jauh tentang lokasi Desa Dame melalui kegiatan transek, yaitu jalan keliling desa dan berbincang dengan masyarakat yang ditemui. Kegiatan ini bertujuan untuk mengonfirmasi pelajaran yang diperoleh di kelas dengan kondisi nyata di lapangan, serta mengidentifikasi kesenjangan yang mungkin ada antara teori dan praktik.
Kegitan yang diagendakan berlangsung selama 4 hari ini akan dilanjutkan pada tanggal 3 dan 4 September 2024. Penundaan ini dilakukan karena banyaknya agenda dan kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan oleh peserta pelatihan. Hal ini memberikan waktu tambahan bagi peserta untuk mempersiapkan diri lebih baik dan memastikan bahwa mereka dapat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dengan optimal.
Pelatihan ini diharapkan menghasilkan beberapa rekomendasi terkait penilaian kerentanan iklim yang terjadi di desa, yang nantinya dapat dijadikan basis untuk menyusun strategi mitigasi dan adaptasi terhadap dampak risiko bencana. Selain itu, peserta diharapkan mampu merumuskan strategi adaptasi yang sesuai dengan kondisi lokal dan menyampaikan hasilnya kepada pemerintah desa dan dinas terkait.
Melalui pelatihan ini, BITRA Indonesia berharap dapat memperkuat kapasitas masyarakat dalam menilai dan merespons perubahan iklim, serta mendorong partisipasi aktif mereka dalam menyusun strategi yang berkelanjutan. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen BITRA untuk memberdayakan masyarakat dan menghadirkan solusi nyata terhadap tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.
Tinggalkan Komentar