Upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di Desa Dame, Kecamatan Dolok Masihul, mendapat perhatian serius dari Pokja Iklim setempat. Dalam pertemuan terbaru, Audiensi yang dilakukan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Serdang Bedagai, Kamis (21/11) lalu. Sejumlah isu strategis dibahas, termasuk pentingnya koordinasi dengan BPBD, mitigasi risiko angin kencang, dan banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
Ketua Pokja menyampaikan bahwa upaya mitigasi selama ini belum sepenuhnya terkoordinasi dengan BPBD, meski ada langkah awal berupa aksi tanggap darurat. “Kami menyadari bahwa selama ini ada kekhilafan, BPBD belum dilibatkan secara penuh dalam rencana kerja. Oleh karena itu, sekarang kami mengutamakan audiensi dan menyampaikan rencana aksi yang lebih terintegrasi,” ujarnya.
Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, masyarakat Desa Dame telah menghadapi dua peristiwa bencana kecil, yaitu angin kencang yang merusak tanaman padi dan banjir yang melanda permukiman serta lahan pertanian. Dampak ini memunculkan urgensi untuk mempercepat kolaborasi dengan pihak-pihak terkait.
“Masyarakat kini menyadari pentingnya kesiapsiagaan bencana. Setelah pengalaman banjir dan angin kencang, kami berkomitmen untuk lebih sigap dan berkoordinasi, termasuk dengan BPBD, pemerintah desa, serta Pokja,” tambah Ketua Pokja.
BPBD Kabupaten Serdang Bedagai menyambut baik kehadiran Bitra Indonesia, Kepala Desa Dame Fernando Siahaan, dan Pokja Iklim Desa Dame. “Hal ini penting untuk membangun hubungan kerja sama dalam penanggulangan bencana di desa-desa di wilayah Serdang Bedagai. Pada prinsipnya, BPBD tidak akan bisa menjangkau seluruh kejadian bencana tanpa adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dari masyarakat dan pemerintah desa,” ungkap Sekretaris BPBD Serdang Bedagai, Lia Simamora.
Lia menambahkan bahwa secara nasional BPBD telah memiliki program Desa Tangguh Bencana (Destana), meskipun belum semua desa dapat menjalankannya. “Kami juga ingin menekankan bahwa BPBD tidak memiliki program reboisasi. Fokus utama kami adalah pada evakuasi dan penanggulangan dampak bencana,” jelasnya.
Kepala Desa Dame, Fernando Siahaan, berharap audiensi ini dapat membangun sinergi antara pemerintah Desa Dame dan BPBD Kabupaten Serdang Bedagai. “Kami berharap dukungan yang diberikan tidak hanya sebatas pada penanganan bencana, tetapi juga pada langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Ini menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat,” ujar Fernando.
Iswan Kaputra dari Bitra Indonesia menyampaikan bahwa Bitra bersama masyarakat Desa Dame telah melakukan Participatory Assessment of Climate and Disaster Risk (PACDR), atau Penilaian Partisipatif terhadap Risiko Iklim dan Bencana. “Kegiatan PACDR ini dilakukan selama empat hari, hingga akhirnya tersusun rencana aksi kerja Pokja Iklim. Kami percaya pendekatan ini dapat memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” jelas Iswan.
Dalam pertemuan tersebut, Pokja juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk sektor swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), serta organisasi tingkat kecamatan dan kabupaten. BPBD menambahkan bahwa tahun 2024 akan ada program pembinaan desa pilot yang diharapkan dapat memperkuat kapasitas masyarakat di wilayah rawan bencana.
Pokja Desa Dame optimistis, dengan sinergi ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan bencana alam sekaligus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait. Audiensi lanjutan dengan BPBD Provinsi direncanakan bulan depan untuk mematangkan rencana aksi dan memperkuat integrasi program mitigasi bencana.
Tinggalkan Komentar