Info Penting
Sabtu, 12 Okt 2024
  • Di tengah dunia yang penuh tantangan, mari kita bersama-sama menanam benih kedamaian, saling menghormati, dan memperkuat rasa kemanusiaan. Perdamaian dimulai dari langkah kecil, dari diri kita sendiri. Selamat Hari Perdamaian Dunia 2024
  • Di tengah dunia yang penuh tantangan, mari kita bersama-sama menanam benih kedamaian, saling menghormati, dan memperkuat rasa kemanusiaan. Perdamaian dimulai dari langkah kecil, dari diri kita sendiri. Selamat Hari Perdamaian Dunia 2024
10 Juni 2020

Mahasiswa Merintis Gerakan Bersama Memutus Rantai Penyebaran Covid19

Rab, 10 Juni 2020 Dibaca 366x

KKN Mahasiswa Malikussaleh yang Belajar dari Rumah Merintis Gerakan Bersama Memutus Rantai Penyebaran Covid19.

Ridwan & Mayar melakukan penyemprotan disinfektan pada mesjid desa Air Hitam.   |

Saat negara-negara lain di dunia mulai mendekati normal dengan angka infeksi yang terus menurun tajam, justru seminggu terakhir, di Indonesia angka infeksi terus menaik tajam. Bahkan pada akhir Mei dan awal Juni beberapa kali angka infeksi mendekati 1000 orang per hari, saat pemerintah mulai memberlakukan kenormalan baru (New Normal).

Berbagai upaya mandiri dari masyarakat untuk pencegahan meluasnya penyebaran dan infeksi virus corona disease 2019 (Covid19) adalah tanggungjawab kita bersama. “Harus ada pencegahan massif, berupa gerakan bersama untuk memutus mata rantai penyebaran covid19,” kata Ridwan (23), hari siang ini (23/6) di desa Air Hitam, mahasiswa Program Studi Agribisnis dari Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, bersama rekannya Mayar (21) yang sedang memanfaatkan masa kuliah dari rumah.

Dua mahasiswa yang gigih, kreatif dan tidak kenal lelah ini mengisi waktu mereka di kampung, desa Air Hitam, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan berbagai kegiatan pencegahan penyebaran covid19 sekaligus bakti mereka kepada masyarakatnya dalam rangka kuliah kerja nyata (KKN). “Semua serba kami manfaatkan. Karna kami harus pulang kampung pada awal Maret lalu akibat pembatasan sosial dan kuliah dari rumah yang diberlakukan kampus untuk mengurangi risiko penyebaran covid19, jadi kami manfaatkan sekalian ajukan usulan KKN ke kampus dan pengabdian masyarakat dalam berbagai kegiatan cegah penyebaran covid19”, kata Mayar.

Berbagai kegiatan, termasuk diskusi penyadaran bagi masyarakat tentang bahaya covid19, proses penularannya dan bagaimana mencegahnya dilakukan dalam forum-forum dusun kecil dan dari rumah ke rumah. Sedikitnya ada 5 jenis program kegiatan kedua mahasiswa ini untuk pencegahan covid19 sejak awal Mei hingga Juni ini. “Konsep utama program yang kami laksanakan adalah turut terlibat secara langsung mencegah penyebaran virus corona melalui sosialisasi dan edukasi pencegahan, pembuatan dan pembagian masker kepada masyarakat, pembuatan dan pembagian larutan hand sanitizer, pembuatan cairan sabun alami pencuci tangan dan turun langsung untuk membersihkan dan penyemprotan disinfektan bagi fasilitas umum, terutama rumah ibadah dari beberapa desa yang ada di kecamatan Kualuh Leidong ini”, lanjut Mayar di sela-sela kesibukannya menyemprotkan disinfektan pada Mesjid Agung desa Air Hitam.

“Memakai masker merupakan salah satu upaya yang cukup ampuh untuk terhindar dari virus”, Mayar berharap kegaiatan-kegiatan yang mereka inisiasi dapat mendorong kesadaran warga desa agar mau mengguanakan masker, terutama saat melakukan aktivitas di luar rumah. Bukan hanya desa mereka, Air Hitam saja yang mereka sasar, upaya membangun kesadaran tersebut terus mereka lakukan, hingga pada 7 Juni 2020 lalu mereka mulai ke desa tetangga, seperti desa Pangkalan Lunang dan Kelapa Sebatang. Sedikitnya 200 helai masker kain yang mereka jahit sendiri, habis dibagikan pada Simpang Rambutan, sebagai persimpangan 2 desa ini. “Saya berterima kasih banyak, sudah dikasi masker gratis. Sebetulnya, agak malu juga. Soalnya yang lebih peduli justru anak muda. Hahaha…” ungkap Misno warga dusun Blog 9 desa Pangkalan Lunang.

Berupaya menyempurnakan program kegiatan agar sosialisasi kepada masyarakat lebih maksimal, kedua mahasiswa ini melanjutkan baktinya dengan membuat cairan sabun cuci tangan sendiri dari bahan alami yang tersedia di desa, yakni jeruk nipis, sabun, garam serta pewarna, lalu membagikannya pada masyarakat dari 3 desa. “Cairan ini sagat baik untuk menjaga kesehatan terutama menjaga kebersihan tangan agar tidak terkontaminasi virus atau kuman yang berada disekitar kita.” Kata Ridwan yang bersama Mayar juga menjadi relawan dan menjaga Posko Covid19 pada jalan pintu masuk utama ke kecamatan Kualuh Leidong bersama aparatur desa, kecatan dan tenaga kesehatan.

Ridwan menjahit sendiri masker yang akan dibagikan pada masyarakat sebagai alat pelindung diri (APB) sederhana dari covid19. |

Apresiasi yang sangat tinggi datang dari Romi Asmara M.Hum, dosen pembimbing kedua mahasiswa ini, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat telepon selulernya menyatakan, “penyemprotan cairan disinfektan sangat baik dilaksanakan oleh mahasiswa kami di sana, agar masyarakat yang sholat di masjid dalam keadaan tenang dan khusyuk dalam menjalankan ibadah serta tidak khawatir tentang penularan covid19”.

“Selain untuk menjaga kebersihan tangan, tujuan kegiatan pembuatan sabun cair cuci tangan alami ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran bagi ibu rumah tangga. Bahkan bisa menambah penghasilan jika ingin dikembangkan”, tambah Romi.

“Saya sangat berharap agar semua mahasiswa yang sedang belajar dari rumah mau menjadi relawan covid19 di desanya masing-masing. Agar pemutusan penyebaran pandemi covid19 segera terjadi dan bencana pandemi covid19 segera berhenti! Kerja-kerja kerelawanan seperti ini sangat membantu Pemerintahan Desa dalam upaya bersama mencegah penebaran covid19”, ujar Nawawi, Kepala Desa Air Hitam di Kantornya. (Hadi Siswoyo, Jurnalis Warga Desa Air Hitam, Kualuh Leidong)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar