Info Penting
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sistem pangan dan energi, produktivitas ekonomi dan integritas lingkungan semuanya bergantung pada siklus air yang berfungsi dengan baik dan dikelola secara adil. Kita harus bertindak berdasarkan kesadaran bahwa air bukan hanya merupakan sumber daya yang dapat digunakan dan diperebutkan – namun merupakan hak asasi manusia, yang melekat pada setiap aspek kehidupan. ---Hari Air Sedunia tahun 2024 adalah 'Air untuk Perdamaian'.---
  • Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sistem pangan dan energi, produktivitas ekonomi dan integritas lingkungan semuanya bergantung pada siklus air yang berfungsi dengan baik dan dikelola secara adil. Kita harus bertindak berdasarkan kesadaran bahwa air bukan hanya merupakan sumber daya yang dapat digunakan dan diperebutkan – namun merupakan hak asasi manusia, yang melekat pada setiap aspek kehidupan. ---Hari Air Sedunia tahun 2024 adalah 'Air untuk Perdamaian'.---
22 Desember 2022

Petani Menjerit! ±12000 Ha Lahan Pertanian dan Pangan Sergai Terendam Banjir

Kam, 22 Desember 2022 Dibaca 47x Uncategorized
SERGAI || delinews24.net- Berdasarkan hasil pemantauan dan pengamatan yang dilakukan oleh Tim Serikat Petani Serdang Bedagai (SPSB) pada periode November – Desember 2022, sekitar ± 12.000 hektar lahan pertanian pangan produktif di Serdang Bedagai terkena dampak banjir. Lahan seluas itu merupakan lahan sawah yang dikelola oleh petani dan buruh tani gurem. Berdasarkan data terolah SPSB, wilayah sangat parah ada pada 3 Kecamatan, Tanjung Beringin, Sei Rampah, dan Sei Bamban. Di luar 3 kecamatan tadi oleh penilaian SPSB dikatagorikan lumayan parah ada 2 Kecamatan, Teluk Mengkudu, dan Tebing Tingi. “Ya, berdasarkan laporan Tim SPSB telah terjadi bencana banjui cukup hebat tahun ini. Ini berdampak pada lahan pertanian dan pangan di Serdang Bedagai. Mengakibatkan potensi besar gagal panen dan perekonomian petani semakin memburuk”, demikian diterangkan Arie Putra Siregar (Ketua SPSB), Rabu (21/12). “Banjir di Serdang Bedagai paling parah membanjiri lahan pertanian di Kecamatan Tanjung Beringin, diperkirakan menggenangi lahan petani yang baru di tanami seluas ± 1.000 hektar, sedangkan pada Kecamatan Kec. Sei Rampah ± 800 hektar, Kec. Sei Bamban ± 700 hektar dan Kec. Lainnya ditotalkan sekitar 1.000 hektar itu belum mencakup semua kecamatan lain yang terdampak. “Apa yang kami amati dan pantau tersebut bisa saja melebihi dari apa yang kami sampaikan ini, tentu pengamatan dan pemantauan ini butuh pendokumentasian yang berteknologi tinggi, misal menggunakan drone dan alat lainnya supaya pemerintah dapat memastikan jumlah yang valid”. Tambah Arie. Menurut Arie apa yang terjadi pada lahan pertanian itu, merupakan akibat dari tidak terkelolanya tata ruang di Kabupaten Serdang Bedagai, sesuai dengan aturan yang berlaku. “Ya, kami menilai bahwa ada ketidak-konsistenan pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Serdang Bedagai hari ini tentang peruntukan lahan yang akan digunakan untuk berbagai macam pembangunan, parahnya lokasi-lokasi yang idealnya untuk pertanian malah dibangun perumahan dan perkebunan, sayangnya itu diberi izin oleh Pemkab”. Pemkab Sergai telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) nomor 1 tahun 2015 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B), namun peraturan ini belum terimplementasikan dengan baik. “Jika diimplementasikan dengan baik, Perda 1/2015 Sergai tentang PLP2B dapat mengantisipasi dan menyelesaikan berbagai persoalan lahan pertanian pangan di Sergai. Namun sepertinya Pemkab tidak serius melindungi petani dan lahan pertaniannya melalui Perda ini! Tegas Arie. “Perda ini telah lama dikeluarkan, tapi belum ada implementasi apa pun yang kita lihat dan dengarkan. Jika kita amati lahan-lahan yang seharusnya menjadi lahan konservasi daerah aliran sungai, sempadan sungai, peruntukan tanaman untuk wilayah tersebut masih ditemukan dan tidak terjaga dengan baik. Ini dibuktikan dengan masih ada galian C, alih fungsi lahan dan penanaman tanaman yang tidak sesuai dengan peruntukannya, seperti sawit dan lain-lain, papar Arie. Kami berharap Pemkab, begitu juga dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) kiranya dapat menemukan solusi untuk mengatasi banjir yang berdampak keras pada kehidupan dan ekonomi petani. Khususnya pada Pemkab Sergai kiranya menindaklanjuti mandat Perda 1/2015 tersebut untuk mengurangi dampak banjir akibat belum adanya upaya perlindungan lahan pertanian dan pangan di Serdang Bedagai. YN Al Banjari Sumber: https://delinews24.net/2022/12/petani-menjerit-%c2%b112000-ha-lahan-pertanian-dan-pangan-sergai-terendam-banjir/
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar