Info Penting
Selasa, 18 Feb 2025
  • Di tengah dunia yang penuh tantangan, mari kita bersama-sama menanam benih kedamaian, saling menghormati, dan memperkuat rasa kemanusiaan. Perdamaian dimulai dari langkah kecil, dari diri kita sendiri. Selamat Hari Perdamaian Dunia 2024
  • Di tengah dunia yang penuh tantangan, mari kita bersama-sama menanam benih kedamaian, saling menghormati, dan memperkuat rasa kemanusiaan. Perdamaian dimulai dari langkah kecil, dari diri kita sendiri. Selamat Hari Perdamaian Dunia 2024
5 Desember 2024

Pelatihan Keorganisasian dan Pengembangan Masyarakat di Jambo Papeun Berhasil Tingkatkan Pemahaman Peserta

Kam, 5 Desember 2024 Dibaca 146x Demokrasi / Konservasi / Lingkunan Hidup

Pengorganisasian masyarakat adalah pendekatan yang bertujuan mengubah sikap apatis dan individualistis menjadi masyarakat yang sadar, dinamis, dan partisipatif. Proses ini bertujuan menjadikan masyarakat tidak hanya lebih tangguh dan berdaya tawar, tetapi juga memiliki tanggung jawab politik yang jelas. Hal ini akan menciptakan perubahan sosial yang lebih baik dengan mengutamakan kesadaran kritis serta potensi lokal masyarakat melalui dialog dan musyawarah yang demokratis.

Dalam menghadapi globalisasi yang berkembang pesat hingga ke pelosok desa, masyarakat perlu kemampuan untuk mengelola informasi dan aset sosial yang ada. Jika informasi yang diterima tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa negatif. Oleh karena itu, pengolahan informasi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok masyarakat sangat penting agar proses pembelajaran dan penyerapan informasi dapat berjalan efektif. Pengorganisasian komunitas dan masyarakat menjadi hal yang sangat vital dalam konteks ini.

Untuk itu, BITRA Indonesia bersama LPHD Desa Jambo Papeun mengadakan pelatihan “Keorganisasian dan Pengembangan Masyarakat” yang diselenggarakan  pada 3-4 Desember 2024, guna membantu masyarakat desa dalam membentuk tatanan masyarakat sipil yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, keadilan, serta kesejahteraan ekonomi, politik, dan budaya. Kemampuan pengorganisasian masyarakat ini diharapkan dapat mengintegrasikan semua potensi desa serta mengkomunikasikan perkembangan dan pengetahuan baru kepada masyarakat. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan LPHD, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat setempat.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola organisasi dengan baik, memberikan pemahaman mengenai cara menyusun AD/ART organisasi, melatih masyarakat untuk mengembangkan potensi diri, dan mendorong masyarakat agar lebih aktif dalam pengembangan pengorganisasian. Pelatihan ini juga diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan globalisasi dengan lebih baik.

Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan sambutan dari PIC, Miskun, yang menyampaikan pesan semangat meski cuaca hujan deras. Keuchik juga menyampaikan harapannya agar peserta mengikuti pelatihan dengan antusias dan berharap dukungan dari BITRA Indonesia berlanjut. “Pelatihan ini sangat penting bagi kami, karena dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru yang akan membantu kami dalam mengelola potensi desa secara lebih baik,” ungkap Keuchik Jambo Papeun, Umar M, dalam sambutannya.

Peserta pelatihan, Agus Riva, juga menyampaikan antusiasmenya setelah mengikuti sesi pertama. “Pelatihan ini membuka mata kami tentang pentingnya organisasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Saya merasa lebih siap untuk berkontribusi dalam mengembangkan desa kami,” ujar Agus Riva, peserta dari LPHD Jambo Papeun.

Kegiatan dimulai dengan pretest untuk mengukur pengetahuan awal peserta. Materi pertama yang dibawakan oleh Iswan Kaputra, Msi, membahas tentang proses terbentuknya organisasi, manfaatnya, serta peranannya dalam kehidupan sosial. Peserta juga menonton video inspiratif “Semut” untuk memahami pentingnya kolektivitas dalam organisasi. Selain itu, sesi diskusi kelompok juga dilaksanakan dengan peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk membahas topik-topik seperti visi-misi organisasi dan kekuatan kebersamaan. Presentasi hasil diskusi menunjukkan beragam perspektif yang memperkaya pemahaman peserta.

Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan senam otak yang dipimpin oleh PIC, diikuti dengan review materi dari hari pertama untuk memperkuat pemahaman. Berliana Siregar kemudian memberikan materi tentang “Pengembangan Masyarakat”, dengan pendekatan kreatif seperti menggambar dan mempresentasikan makna gambar tersebut. Selain itu, peserta mempelajari teori pengembangan masyarakat melalui pendekatan Bottom-Up dan Top-Down. Pendekatan Bottom-Up mengutamakan partisipasi aktif masyarakat, sedangkan Top-Down lebih terpusat. Sesi ini juga mencakup berbagai model pemberdayaan masyarakat, mulai dari aksi sosial, peningkatan keterampilan, orientasi ekonomi, hingga pendekatan berbasis hak asasi manusia.

Pelatihan ditutup dengan post-test yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta hingga lebih dari 90%, yang mencerminkan keberhasilan pelatihan. Diharapkan, hasil dari pelatihan ini dapat diaplikasikan untuk memajukan desa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Jambo Papeun.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar