Direktur BITRA Indonesia, Rusdiana Adi, bersama para perempuan dari Srikandi Ojol Sumut berdiskusi dalam rangka memeringati Hari Perempuan Internasional di kaki lima seputaran Stadion Taladan, Medan (istimewa)
Medanbisnisdaily.com-Medan. Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (Bitra) Indonesia memperingati Hari Perempuan Internasional dengan menggelar diskusi pinggir jalan bersama driver ojek online (Ojol) perempuan Sumut yang tergabung dalam Srikandi Ojol Sumut, di seputaran Stadion Teladan, Medan, Jumat (8/3/2024).
“Kami dari BITRA Indonesia hari ini merayakan peringatan Hari Perempuan International bersama dengan perempuan-perempuan hebat, perempuan pekerja transpor sepeda motor online, khususnya yang berada di kota Medan. Kami ingin berbagi informasi, menyebarkan pengetahuan dan memberi semangat kepada perjuangan mereka,” kata Direktur Pelaksana BITRA Indonesia, Rusdiana Adi dalam keterangan persnya.
Kata Rusdiana Adi, walaupun sudah ada regulasi, baik lokal maupun nasional, tapi kekerasan dan pelecehan bagi perempuan masih saja terjadi pada semua sektor.
“Dengan kondisi ini kami mengingatkan pemerintah agar perempuan, khususnya perempuan yang bekerja di luar rumah agar mendapatkan perlindungan,” tambah Rusdiana Adi.
Manajer Advokasi, BITRA Indonesia, Erika Rosmawati Situmorang, menambahkan, diskusi pinggir jalan ini digelar untuk menyebarluaskan informasi terhadap masyarakat tentang isu kesetaraan dan keadilan gender; meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender; dan menghilangkan diskriminasi serta menjamin hak hak perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat diskusi berlangsung para Srikandi Ojol Sumatera Utara mengeluhkan dalam perusahaan Ojol mereka seolah tidak diakui sebagai pekerja. Adanya tindakan yang diskriminasi dari pihak perusahaan, tarif Ojol yang terlalu murah sehingga tidak sesuai antara pengeluaran dengan pemasukan yang diterima oleh para driver,.
“Ya… Kami sering menghadapi pembedaan antara driver perempuan dan driver laki-laki di kantor. Tarifnya juga terlalu murah sehingga keuntungan sama kami sedikit. Apa lagi bagi kami yang perempuan, menjadi driver Ojol ini merupakan profesi sebagai mata pencaharian satu-satunya. Dengan kondisi begitu, tentu kadang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kami,” keluh Meisia Florensia, perwakilan Ojol Sumut.
Mereka berharap ada upaya pemerintah untuk memikirkan pekerjaan Ojol yang mereka sedang jalani. Apalagi adanya kebijakan di daerah lain yang justru telah mengakomodir beberapa keluhan yang disampaikan oleh Ojol seperti di Jakarta, seperti mendapatkan beberapa fasilitas bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah.
“Ya. Jujur saja kita sangat cemburu dengan para driver Ojol di Jakarta yang difasilitasi oleh pemerintah daerah Jakart. Para driver Ojol di sana bisa mengakses Kredit Rumah Rakyat (KPR). Ini akibat adanya dorongan dari pemerintah daerah untuk pihak properti dan perbankan memberikan akses seluas-luasnya kepada para driver Ojol khususnya perempuan,” sambung Meisia.
Mereka berharap Pemerintah Sumatera Utara kiranya dapat meniru apa yang telah dilakukan di beberapa daerah lain.
“Sehingga kami dapat melangsungkan hidup di tengah himpitnya perekonomian hari ini,” harap Meisia.
Tinggalkan Komentar