Mengatasi masalah kesulitan air bagi petani tanaman pangan dengan pembangunan irigasi pompanisasi secara gotong-royong (partisipasi aktif) petani dampingan di desa Ibus-Ibus, Serdang Bedagai (sebelumnya Deli Serdang) untuk lahan pertanian seluas 67 Ha, tahun 1991. Dan desa Tandem Hilir II, Deli Serdang untuk lahan seluas 34 Ha, tahun 1994.
Tahun 1990, membangkitkan lahan pertanian tanaman pangan yang tertidur (tidak diolah sejak tahun 1970 karena mitos dan gagal panen), seluas ± 1000 Ha, Di desa Bogak Besar dan Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai (sebelumnya Deli Serdang).
Mengatasi kesulitan air bersih untuk warga/desa terpencil dengan pembangunan media/alat teknis pengadaan air bersih untuk satu desa Kotarih, Deli Serdang.
Mengatasi kesulitan komunikasi dan interaksi antar warga untuk saling bertukar pengalaman dan informasi di 12 kecamatan, 5 kabupaten dengan membangun 4 radio komunitas untuk pusat informasi dan perubahan sosial masyarakat.
Bersama BITRA Konsorsium, Conservation International Indonesia (CII), dan Pemerintah kabupaten Mandailing Natal, mendorong berdirinya Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) di Mandailing Natal, seluas 108.000 Ha, tahun 2004.
Memenangkan advokasi tanah/lahan pertanian pangan rakyat dusun Anggrek, desa Ramunia, Deli Serdang yang bersengketa dengan Puskopad A DAM I Bukit Barisan, seluas 65 Ha. Tahun 1996. Advokasi 8 tahun bagi 71 KK masyarakat korban pembangunan bandara Internasional Kuala Namu, desa Kuala Namu, Deli Serdang; Sedikitnya 14 advokasi tanah masyarakat di Sumatera Utara sejak tahun 1989 hingga 2009.
Mengusung dan dianugerahi penghargaan bagi Ibu Ngatini (perempuan pedesaan pejuang tanah) dari dusun Anggrek, Ramunia, Deli Serdang, penghargaan dianugerahkan oleh Badan Perempuan Sedunia (Women’s World Summit Foundation – WWSF), tahun 2000.
Mendirikan Training Centre Sayum Sabah (TCSS) sebuah pusat pelatihan dan percontohan kebun tanaman campuran (polikultur) untuk masyarakat dampingan dan masyarakat umum seluas 4,4 Ha di desa Sayum Sabah, Sibolangit, Deli Serdang. Polikultur adalah kebun tanaman campuran rakyat yang memiliki daya dukung lingkungan sangat tinggi, tahun 1997.
Mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Guna Rakyat di Lubuk Pakan, Deli Serdang, untuk akses usaha kecil mikro & masyarakat umum dalam hal permodalan, tahun 2005.
Mendorong dan berdirinya kantor pelayanan perizinan satu pintu dan murah bagi rakyat (terutama usaha kecil mikro) pada pemerintah kabupaten Serdang Bedagai.
Mendorong agar lebih efektif melakukan pelayanan perizinan bagi pelaku usaha kecil mikro dan masyarakat umum, pada 7 kabupaten di Nangro Aceh Darussalam (kabupaten Singkil, Simeulue, Aceh Barat Daya, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Aceh Besar dan Beureuen).
Mendorong partisipasi perempuan pedesaan dalam perencanaan pembangunan dan gender budgeting pada 21 desa di kabupaten Serdang Bedagai, Batu Bara & Kota Tebing Tinggi.
Melakukan advokasi kebijakan dengan usulan (legal drafting) peraturan daerah (Perda) Pembatasan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan dan Perda Pertanian Organik, di kabupaten Serdang Bedagai. Dan Perda Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu di kabupaten Langkat.
Membuat terobosan dengan sistem pasar lelang bagi petani kebun tanaman campuran (polikultur) dataran tinggi Sibolangit, membangun 4 kelompok pemasaran kakao dan karet di Kab Langkat dan Deli Serdang
Penghijauan/reboisasi lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di 3 kabupaten (Langkat, Deli Serdang & Serdang Bedagai) dengan pola kebun tanaman campuran dengan jumlah luas 300 Ha.
Melakukan pendampingan usaha menengah, kecil, dan mikro dari tahun 1996 hingga tahun 2004. Dan mendirikan Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah (Forda UKM) Sumatera Utara dan Forum Nasional Usaha Kecil dan Menengah (Fornas UKM).
Melakukan berbagai riset untuk mendukung kinerja dan sebagai dasar ilmiah untuk melakukan advokasi kebijakan antara lain issu konservasi, lingkungan, kemandirian desa dan pembangunan, pertanian organik, pengobatan tradisional, pekerja rumahan, pertanian padi, dan kopi.
Sampai tahun 2017 telah berhasil membangun 45 kelompok Credit Union (CU) dengan jumlah anggota sebanyak 906 orang.
Berhasil melahirkan 25 orang (14 perempuan) yang memiliki keahlian dalam memberikan pengobatan tradisional di rumah, klinik, dan praktek pelayanan kesehatan lainnya.
Pada tahun 2014 – 2017 telah berhasil memperluas lahan pertanian organik sebanyak 14,2 hektar dan panen padi kering 75,32 ton, menanam 15.000 batang pohon dengan luas 122 hektar di lahan DAS Sei Ular, Sei Deli dan Sei Wampu
Mendorong lahirnya Organisasi Rakyat yang Independen, Mandiri dan kuat di tingkat rakyat antara lain SPSB, Serbila, APASU, FORMASI, SPR-Sejahtera beranggotakan 4.456 anggota.
Pada tahun 2015 mendapat penghargaan dari Sekretariat Asean Sebagai NGO yang dinilai konsisten dan berjasa dalam bidang Rural Development dan Poverty Eradication pada acara The Second Leadership Award on Rural Development and Poverty Eradication, di Laos.
Pada tahun 2017 mendapat award dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Program PUSPA (Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak di Sumatera Utara) karena menilai BITRA memiliki program dan keterlibatan yang sangat tinggi dan intens dalam mendorong kesejahteraan perempuan pekerja rumahan.