TC Kebun Polikultur (TCSS)

TC PPPT Mangga Dua

Info Desa

Partners

Past Supporting Partners & Experience

Majalah/Newsletter

Hasil Riset

Flag Counter

Menanam Pohon = Menanam Kebaikan

03/07/2012 , ,

Yayasan BITRA Indonesia kembali melakukan aksi tanam pohon, bekerjasama dengan Serikat Rakyat Binjai Langkat (SERBILA) dan Pemerintah desa Stabat Lama. Aksi yang diselenggarakan pada Kamis (28/6), Selain masyarakat dari anggota SERBILA, penanaman pohon ini dihadiri unsur Muspika Stabat, yakni Camat Wampu, Danramil 07/Stabat, Polsek Stabat, serta tokoh masyarakat Stabat. Hadir pula Dishutbun Langkat, Balai Lingkungan Hidup (BLH) Langkat, dan berbagai LSM yang peduli lingkungan.

Aksi yang mengambil tempat di bantaran Sungai Wampu, dusun Paya Jongkong, desa Stabat Lama, kecamatan Wampu, ini diawali dengan dialog interaktif mengenai manfaat penanaman pohon serta pentingnya menjaga lingkungan hidup. Hawari, panitia aksi menyatakan, tema kali ini adalah, “Menanam Pohon Sebagai Menanam Kebaikan”.

Hal senada juga disampaikan Diana yang mewakili BITRA Indonesia. Menurutnya, kegiatan dialog interaktif dan aksi tanam pohon di bantaran Sungai Wampu ini, selain menjadi ajang silaturahim, juga merupakan wadah untuk mensosialisasikan masalah perlindungan dan konservasi lingkungan hidup. Di Stabat sendiri, BITRA Indonesia sudah sejak tahun 2003 melakukan advokasi lingkungan dan warga. Untuk itu, Diana, tak lupa mengajak peserta aksi untuk sama-sama menjaga lingkungan. “Marilah kita wariskan lingkungan yang nyaman”, ujarnya.

Menyambut baik kegiatan aksi tersebut, Camat Wampu, Persadanta Sembiring, SH, tak lupa pula mengingatkan warganya untuk senantiasa bekerjasama dalam hal menjaga lingkungan. Selain sangat mendukung kegiatan aksi tanam pohon yang dikoordinir oleh Kepala Desa, M. Rasid, ia juga menghimbau warganya untuk berani mengeluarkan gagasan. “Misalnya ketika menghimpun dana swadaya untuk pembangunan jembatan di Simpang Pasar I Gohor Lama, beberapa bulan lalu”, paparnya.

Sementara itu dalam dialog lingkungan, Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Langkat, Ika Herawati, S.Hut, menjelaskan bahwa gerakan perlindungan lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja. Misalnya oleh kaum perempuan, seperti “Gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon”.

Adapun manfaat tanam pohon, lanjutnya, adalah mencegah erosi, menyerap air, mengurangi polusi, bahkan memiliki nilai ekonomis. Dia mencontohkan, lahan yang ditanami pohon durian misalnya, tentu memiliki nilai jual yang tinggi. “Jadi harus lebih banyak tanam pohon karena menanam pohon meninggalkan kenangan dan kebaikan”, jelasnya.

Amrizal, salah seorang peserta aksi yang pernah mendapatkan penghargaan pelopor Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dari Presiden SBY pada tahun 2010 ini turut pula berbagi cerita tentang pengalamannya dalam hal tanam pohon. Menurutnya, menanam pohon itu harus ikhlas. “Dan jangan ada kata, tunggu besok!” kata lelaki yang giat menanam pohon sejak tahun 1993 ini mengingatkan.

Sekretaris BLH Langkat, Suriani, S.Sos, dalam dialog turut memaparkan persoalan lingkungan. Dalam program BLH, katanya, ada beberapa aspek yang menyangkut persoalan lingkungan. Misalnya sengketa lingkungan, pemeriksaan pencemaran lingkungan, program Adipura, dan program Adiwiyata (yaitu program anak sekolah peduli lingkungan). Secara garis besar, program BLH adalah demi “Menuju Indonesia Hijau”.

Mengenai Sungai Wampu, Wardi Pranoto (Ketua LPMD) meminta para peserta aksi dan aparat terkait untuk mencari solusi bersama. Hal ini berangkat dari keluhannya terhadap persoalan galian C di sekitar bantaran Sungai Wampu. Ia juga mengusulkan tentang perlunya perbaikan tanggul Sungai Wampu. “Sebab jangan sampai desa Stabat terendam lagi seperti di tahun 1970 dulu, yang pernah terendam banjir selama sebulan,” katanya mengingatkan.

Demikian pula yang disampaikan Bambang Hermanto dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992. “Kami dari serikat buruh juga peduli tentang lingkungan,” katanya. Mengenai kegiatan aksi tanam pohon, baginya, aksi ini sebagai usaha atau kemauan untuk menyelamatkan bumi.

Di penghujung acara, sebanyak 600 bibit pohon yang terdiri dari bibit mangga, durian, sengon, mahoni, dan manggis dibagikan panitia kepada 100-an peserta aksi yang hadir. Para peserta aksi ini berasal dari berbagai kelompok masyarakat dampingan BITRA Indonesia, seperti SERBILA, Kelompok Mawar, CU BISA, Sari Murni, Mekar Jaya, Kelompok Subur Pantai Gemi, Rosela, dan warga Desa Stabat Lama. (juhendri)

Search

Arsip

Desa Penerap SID di Sumut

Data Kelompok

Kab/Kota Lk Pr Jlh Jlh Kel
Langkat 173 142 315 12
Binjai 26 31 57 3
Deli Serdang 783 766 1549 31
Serdang Bedagai 815 620 1435 49
Tebing Tinggi 36 126 162 5
Batu Bara 26 170 196 5
Lab Batu Uatara 490 306 796 2
Jumlah 2349 2161 4510 107